MAKALAH
Prasangka,Diskriminasi dan Etnosentrisme Sebagai Penghambat Pembangun di
Indonesia
Dosen : EMILIANSHAH BANOWO
Disusun Oleh : Muhammad Kahfi
NPM : 54417101
Kelas : 1IA12
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya
sehingga tugas Makalah yang berjudul “Prasangka,Diskriminasi dan Etnosentrisme”
ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk
memenuhi tugas.
Dalam
kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak
yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
makalah ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan
kesempurnaan makalah ini penulis sangat hargai.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan, baik antara
individu–individu, individu – kelompok, kelompok – kelompok, maupun antara
kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis
dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima.
Ikatan berupa norma serta nilai nilai yang telah dibuatnya bersama anggota
masyarakat lainnya menjadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat
tidak terlepas dari ketentuan yang telah disepakati itu.
Rasa solidaritas, toleransi dan tenggang rasa sebagai bukti
kuatnya ikatan itu. Pada diri setiap anggota masyarakat, terkandung makna
adanya saling ikut merasakan dan saling bertanggung jawab pada setiap tindakan,
baik yang mengarah ke positif maupun negatif. Tetapi disamping adanya
harmonisasi, disisi lain keadaan akan menjadi sebaliknya, yaitu keadaan
disharmonisasi antar anggota masyarakat,
Sering kita temui keadaan dimasyarakat ada pada kondisi
tertentu. Seringkali diwarnai dengan persamaan- persamaan dalam berbagai hal,
tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui
pertentangan-pertentangan yang terjadi di masyarakat. Itulah sebabnya,
masyarakat mengalami keadaan dimana terjadinya disharmonisasi yang tidak
terkendali. Tentunya hal ini menyebabkan prasangka dan diskriminasi antar
anggota masyarakat lainnya.
Perbedaan kepentingan, merupakan salah satu penyebab terjadinya
prasangka dan diskriminasi tersebut. Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan
sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Biasanya perbedaan
kepentingan tersebut terjadi pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok
ideologi tertentu, termasuk antara mayoritas dan minoritas. Oleh karena itu, di
sini penulis akan membahas sedikit tenyang prasangka, diskriminasi dan etnosentris
yang terjadi di masyarakat.
B. Rumusan
Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan prasangka, diskriminasi
dan etnosentris yang terjadi di masyarakat ?
2. Apa
pengaruh prasangka, diskriminasi dan
etnosentris yang terjadi di masyarakat ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah :
1. Untuk
mengetahui prasangka, diskriminasi dan
etnosentris yang terjadi di masyarakat saat ini.
2. Untuk
mengetahui pengaruh prasangka, diskriminasi
dan etnosentris yang terjadi di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Prasangka,
Diskriminasi dan Etnosentris
A.1. Prasangka
Prasangka berasal dari kata
pra = sebelum ; dan sangka = dugaan, pendapat yang didasarkan atas perasaan
hati, kesangsian, dan keraguan. Prasangka juga dapat diartikan sebagai anggapan
dan pendapat yang kurang menyenangkan atau penilaian negatif yang tidak rasional,
yang ditunjukan pada individu atau suatu kelompok tertentu (yang menjadi objek
prasangka), sebelum mengetahui, menyaksikan, menyelidiki objek-objek prasangka
tersebut.
Komponen
prasangka :
a. Komponen
afeksi :
Terwujud pada perasaan tidak suka terhadap
objek prasangka.
b. Komponen
kognisi :
Terwujud pada penilaian yang negatif terhadap objek prasangka.
c. Komponen
perilaku :
Terwujud pada predisposisi untuk bereaksi atau berperilaku negative terhadap
objek prasangka.
Prasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap
yang terlampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat,
sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu
menyederhanakan) terhadapsuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka
ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsur efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka,
namun banyak juga orang-orang yang sulit untu berprasangka. Mengapa terjadi hal
demikian ? hal ini disebabkan karena perbedaan kepribadian dan intelegensi,
juga factor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya sifat engan
berprasangka. Orang yang berintelegensi tinggi lebih sukar untuk berprasangka,
mengapa ? karena orang yang berintelegensi tinggi bersikap dan berpikir kritis.
A.2. Diskriminasi
Pengertian diskriminasi
dalam ruang lingkup hak asasi manusia dapat dilihat dalam UU No. 39 tahun 1999
tentang hak asasi manusia yang berbunyi “Diskriminasi adalah setiap pembatasan,
pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tidak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan,
status social, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang
berakibat pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan, pengakuan, pelaksanaan
atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik
individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hokum, social,
budaya, dan aspek kehidupan lainnya”. Jadi dapat dikatakan bahwa diskriminasi
adalah perlakuan buruk yang ditujukan terhadap kumpulan manusia tertentu.
A.3. Etnosentrisme
Etnosentisme adalah
persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah
yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
Etnosentrisme membuat kebudayaan kita sebagai patokan untuk mengukur baik
buruknya kebudayaan lain dalam proporsi kemiripannya dengan budaya kita.
B. Perkembangan dan Permasalahan Sikap Prasangka,
Diskriminatif, dan Etnosentrisme di masyarakat
Bangsa Indonesia dengan berbagai ragam macam
suku, budaya, dan bahasanya menyebabkan berbagai masalah yang ditemui, terutama
yang berkaitan dengan sifat etnosentrisme, yaitu sifat yang dimiliki oleh
individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara
budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. Permasalahan yang sering terjadi,
kebanyakan terjadi karena faktor etnik atau budaya. Bahkan, dalam suatu desa,
sering terjadi kericuhan hanya karena perbedaan budaya dan adat istiadat di
lingkungannya.
Tentunya, perilaku seperti ini dapat
menyababkan saling berprasangka satu sama lain, bahkan tidak jarang juga
terjadi tindakan diskriminatif. Ada beberapa sebab timbulnya sikap prasangka
dan diskriminasi :
a. Berlatar belakang sejarah.
b. Dilatarbelakangi oleh
perkembangan sosiokultural dan situasional.
c. Bersumber dari factor
kepribadian.
d. Berlatar belakang perbedaan
keyakinan, kepercayaan dan agama.
Setelah saling berprasangka, maka yang
terjadi selanjutnya adalah adanya konflik yang terjadi dalam masyarakat,
konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu
yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik
dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada
lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
1. Pada taraf di dalam diri
seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau
emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang.
2. Pada taraf kelompok,
konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari
perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok daam tujuan-tujuan, nilai-nilai,
dan norma-norma.
3. Pada taraf masyarakat,
konflik juga bersumber pada perbedaan diantara nilai dan norma kelompok satu
dengan nilai dan norma kelompok lainnya. Perbedaan dalam nilai dan norma,
disebabkan karena adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber sosioekonomis di
dalam suatu yaan yang lain.kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam
kebudayaan.
Contoh nyata ternyadinya konflik di Indonesia
adalah diskriminasi yang terjadi di Sampit, Maluku karena dilatarbelakangi oleh
kasus etnis. Yaitu antara etnis Dayak dan Etnis Madura dengan rentan waktu 10
hari. Menyebabkan korban jiwa sebanyak 464 orang dan 108.000 orang lainnya
mengungsi.
Jadi bisa dibilang bahwa perkembangan
etnosentris di Indonesia masih perlu diarahkan kea rah yang lebih positif,
masih harus dikembangkan lagi sifat saling menghargai dengan yang lainnya.
C. Dampak Sikap Prasangka, Diskriminatif, dan
Etnosentrisme di Indonesia
Tentunya sikap prasangka menimbulkan berbagai dampak, baik itu
dampak positif maupun negative. Tetapi suatu prasangka lebuh cenderung ke arah
negative karena tidak adanya landasan yang dapat dijadikan alasan kuat. Sikap
etnosentrisme juga memiliki berbagai dampak positif maupun negatifnya.
1. Dampak positif
Dapat menimbulkan
solidaritas kelompok yang sangat kuat. Buktinya adalah hamper setiap individu
merasa bahwa kebudayaannya adalah yang paling baik diantara yang lain.
2. Dampak negative
Bila suatu suku bangsa
menganggap suku bangsa lain lebih rendah, maka akan menimbulkan konflik yang
menjerumus ke dalam kasus sara. Selain itu dampak negative lainnya yang lebih
luas adalah terhambatnya proses integrasi nasional.
Cara
untuk mengatasi prasangka :
· Memutuskan siklus prasangka dengan belajar
tidak membenci.
· Berinteraksi langsung dengan kelompok berbeda.
· Mengubah sudut pandang menjadi selalu
berpikiran positif.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Etnosentris adalah
suatu anggapan yang mengunggulkan kelompoknya sendiri daripada kelompok
lainnya. Prasangka sosial merupakan sikap perasaan orang-orang terhadap
golongan manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan yang berbeda dengan
golongan orang yang berprasangka itu.
B. Saran
Menyadari bahwa
penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
detail menjelaskan tantang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak dan dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar